Minggu, 19 Februari 2012

Syarat Menjadi Camat yang Baik

Syarat Menjadi Camat yang Baik
            Camat merupakan seorang pemimpin kecamatan. Camat diangkat oleh bupati dengan persyaratan-persyaratan tertentu, seperti golongannya harus IVa, eselonnya harus sudah IVa, dan persyaratan lainnya. Camat yang baik adalah orang yang bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang prima sehingga masyarakat menjadi terpuaskan. Camat biasanya dari seorang pegawai negeri sipil. Disini saya akan membahas bagaimana semua manusia bisa menjadi camat yang baik. Apa bisa saya menjadi camat? Saya kan bukan seorang pegawai negeri sipil. Kita semua memang seorang camat tetapi bukan camat di pemerintahan. Kita semua camat dunia yaitu calon mati. Ayo sekarang siapa yang menjawab bukan camat. Allah berfirman Q.S. Ali Imran ayat 185 yang berbunyi “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.” Kita semua di dunia ini pasti akan menemui ajal. Kapan kita mati? Manusia akan mati jika malaikat pencabut nyawa sudah memisahkan raga dan roh kita. Waktunya kapan? Itu adalah rahasia Allah tinggal menunggu giliran panggilan. Firman Allah Q.S. Ali Imran ayat 145 yaitu “Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.” Kita semua tidak tahu usia kita sampai berapa dan kita mati dalam kondisi seperti apa. Dengan kerahasiaannya Allah maka kita harus mempersiapkan diri menjelang ajal datang. Kapan kita akan siap-siap untuk menyiapkan bekal yang dibawa? Jawabannya harus dari sekarang. Bekal kita untuk kehidupan di alam roh maupun akhirat supaya tetap hidup bahagia adalah pahala kebaikan sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran ayat 148 yang berbunyi “Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik diakhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” Oleh karena itu, kita hidup didunia ini hanya mampir ngombe atau hanya sementara dan yang kekal itu diakhirat, maka mari kita mencari bekal yang sebanyak-banyaknya agar kita hidup bahagia didunia dan diakhirat. Jangan sampai sudah hidupnya didunia sengsara diakhiratnya lebih sengsara. Salah satunya cara mencari bekal mati sesuai dengan firman Allah Q.S. Al Baqarah ayat 177 yang berbunyi “Orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, musafir, peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan solat, dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang–orang yang bertakwa.” Selain itu dalam Q.S. Ali Imran ayat 134 yaitu “Orang yang berinfak baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” Dua ayat itu bisa menjadi pedoman bagi kita untuk mencari bekal yang akan kita bawa di alam roh dan akhirat. Dua ayat diatas baru sebagian kecil masih banyak dan luas bagaimana cara kita melakukan kebaikan. Saya mengajak kepada diri kita pribadi dan kita semua untuk memikirkan kehidupan kita dimasa yang akan datang. Kesempatan hanya akan datang satu kali dan tidak akan pernah diulang. Sebelum penyesalan kita ratapi, maka mulai dari sekarang, mulai dari yang kecil, kita lakukan perbaikkan diri untuk senantiasa menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Jadi camat yang baik syaratnya adalah camat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, berguna bagi sesama, dan Rahmatan Lil Alamin yaitu Rahmat bagi seluruh alam. Allahu Akbar....    







 

Siklus Hidup Manusia Agar dapat Terjual di Surga


Siklus Hidup Manusia Agar dapat Terjual di Surga
Manusia hidup di dunia ini mengalami beberapa perjalanan kehidupan. Tahap – tahap kehidupan manusia di dunia seperti didalam ilmu manajemen,  ada istilah input, proses, dan output. Jika kita akan membuat suatu produk maka kita akan melalui siklus tersebut seperti inputnya berupa bahan baku, prosesnya menjadi barang dalam proses, dan outputnya berupa barang jadi. Tahapan dalam setiap siklus itu harusnya memasukkan barang yang bagus dan prosesnya juga harus baik maka nantinya hasil produknya akan menjadi produk yang unggul sehingga diharapkan akan laku terjual dipasaran. Hal itu sama dengan siklus kehidupan kita di dunia ini yang harus kita lalui agar kita laku terjual di surganya  Allah.
Saya gambarkan inputnya berupa bayi lahir ke dunia. Setelah selama sembilan bulan kita berada di alam kandungan, Allah akhirnya mengeluarkan kita ke alam dunia dalam keadaan suci seperti kain putih yang belum ternoda. Sesudah input berupa bayi lahir dimasukkan, maka tahapan selanjutnya adalah kita harus memproses bayi lahir itu menjadi seorang manusia atau produk yang bagus. Prosesnya saya gambarkan berupa ibadah karena Allah berfirman: Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembah-Ku/beribadah kepada-Ku. Proses ini harus kita lakukan dengan baik untuk membentuk manusia/produk yang unggul. Proses ini biasanya yang paling sulit kita lakukan secara kontinue sehingga terkadang produk kita yang suci dapat ternodai dengan goresan-goresan tinta hitam yang kita buat sendiri. Perjalanan produk berikutnya merupakan output yang berupa mati. Allah berfirman: Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Kalau kita lihat inputnya jelas sudah baik/suci sehingga yang menjadikan produk kita menjadi jelek adalah prosesnya. Mungkin kita tidak memprosesnya dengan alat canggih yang berupa ibadah. Istilah ibadah itu luas yaitu secara vertikal yang berupa langsung kepada Allah seperti solat dan secara horisontal yang berupa berbuat baik kepada sesama ciptaan-Nya. Seumpama kita telah melakukan proses produk dengan baik yaitu ibadah, maka kita akan menghasilkan output yang berupa mati. Output yang baik pasti ditandai dengan label legal dari Allah yang berupa Khusnul Qotimah. Untuk mencari produk yang baik dan berlabel Khusnul Qotimah itu tidak mudah karena hanya Allah-lah yang berhak menyematkan label itu. Kita senantiasa harus selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang baik dan berlabel Khusnul Qotimah dengan cara memproses produk kita dengan alat canggih yang berupa ibadah. Seandainya kita selama hidup di dunia ini selalu menjalankan ibadah dengan baik secara vertikal maupun horisontal maka pastinya kita akan mati secara Khusnul Qotimah.
Kesimpulannya adalah inputnya berupa bayi lahir/hidup, prosesnya berupa ibadah secara vertikal dan horisontal, dan outputnya berupa mati khusnul qotimah. Oleh karena itu, marilah kita mulai sekarang senantiasa melaksanakan ibadah secara vertikal yaitu menjalankan kelima rukun Islam yang langsung ditujukan hanya kepada Allah dan secara horisontal yaitu berbuat baik kepada sesama ciptaan Allah seperti kita tidak boleh menyakiti hati orang lain, membunuh binatang, dan merusak lingkungan. Jika kita sudah menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya, maka kita akan mati secara khusnul qotimah dan amal ibadah kita diterima disisi Allah sehingga kita akan masuk kedalam surganya Allah yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi. 










   





























       

Luruskan Niat dalam Melangkah


Luruskan Niat dalam Melangkah
Kenyataan berawal dari mimpi. Kita selalu bermimpi untuk hal-hal yang akan kita lakukan. Mimpi ada dipikiran manusia. Mimpi tidak akan menjadi realita jika kita tidak bertindak untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan. Kadang kita pandai bermimpi tetapi sulit merealisasikan mimpi itu karena ketidaklogisannya. Bermimpi itu diharuskan tetapi yang masuk akal. Bermimpi jadi presiden, membuat pesawat terbang, dan lain sebagainya. Tetapi kalau bermimpi menjadi kupu-kupu dan ingin terbang ke matahari, itu yang tidak logis. Setelah bermimpi, maka buat rencana langkah demi langkah untuk mencapai mimpi. Langkah utama dalam melangkah adalah niat. Allah berfirman “Segala sesuatu itu tergantung pada niatnya.” Kalau mimpi itu kerjanya pikiran, sedangkan niat kerjanya hati. Niat akan menentukan baik buruknya tindakan yang akan kita lakukan. Saya pada waktu membantu seorang dalam mengoreksi tugas dan hasil ujian, saya didalam hati sudah ada rasa ingin dipuji, supaya tenar, supaya nilainya bagus. Dengan adanya niatan yang tidak baik itu, akhirnya juga tidak mendapat apa-apa dari semua itu. Tidak ada yang memuji dan nilainya sama dengan yang lain. Waktu itu yang saya dapat hanya lelah dan letih karena niatan tidak baik itu. Sebaliknya jika niatan kita baik maka hasilnya akan baik. Pada saat puasa ramadhan saya mempunyai niat untuk mempereratkan tali persaudaraan di keluarga besar saya dengan mengadakan buka puasa bersama. Pertamanya saya mengundang saudara-saudara saya untuk buka puasa bersama dirumah saya dan hampir semuanya datang memenuhi undangan saya. Berawal dari itu, akhirnya disambut baik oleh saudara-saudara saya sehingga buka puasa bersama keliling dari rumah ke rumah saudara saya. Berarti niatan baik saya diikuti oleh saudara-saudara saya. Niatan baik itu terjadi karena dapat mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi. Orang yang memutus tali silaturahmi akan mendapatkan dosa dan siksa. Bahkan Rasulullah bersabda: “Siapa yang memutus tali silaturahmi, orang itu bukan termasuk pengikut-Ku. Niatan yang baik itulah maka Allah mempermudah segala sesuatunya. Tidak hanya itu, saya sering kali mengadakan acara sema’an Al Qur’an dirumah saya dengan mengundang para tetangga dan saudara. Dalam acara tersebut, alhamdulillah banyak juga yang hadir untuk bersama-sama membaca Al Qur’an. Saya niatkan untuk mempererat tali silaturahmi, menginfakan rezeki, dan supaya rumah menjadi segar oleh aura positif dari Al Qur’an. Saya merasakan sendiri antara sekarang dan masa lalu yang ada dirumah saya. Waktu dulu saya tidak pernah membaca Al Qur’an, auranya negatif sangat menakutkan dengan ditandai sering terjadi keributan, orang lain merasa takut untuk berkunjung kerumah saya, cuacanya panas melulu, dan sering terjadi masalah. Malah kadang tetangga bilang ada makhluk ghaib yang mengerikan yang menunggui rumah saya. Tetapi setelah saya bisa dan membiasakan membaca Al Qur’an minimal sehabis subuh dan maqrib, aura negatif itu berubah menjadi aura positif seperti tidak pernah terjadi keributan, orang lain merasa senang berkunjung kerumah saya, dan kita merasa nyaman untuk tinggal dirumah. Niatan yang baik ternyata selalu dibantu oleh Allah. Kadang saya berpikir untuk besuk bisa tidak ya saya mengadakan acara seperti ini. Tiba-tiba Allah memberi rezeki kepada saya dengan jalan yang tidak disangka-sangka bahkan ghaib. Oleh karena itu, mari kita luruskan niat untuk melangkah demi kebaikan bersama. Allah pasti akan mempermudah jalan menuju kebaikan dan mimpi kita. Mimpi tidak hanya ingin menjadi apa kita nanti tapi mimpi untuk melakukan kebaikan kepada sesama. Tujuan hidup hanya satu rahmat bagi seluruh alam. Allahu Akbar.              













        

Lebih Cepat Lebih Baik


Lebih Cepat Lebih Baik
Slogan dari mantan wakil Presiden Jusuf Kalla ini sangat baik digunakan dalam melangkah. Slogan itu berbunyi “lebih cepat lebih baik” disini lebih diartikan jikalau semakin cepat kita berbuat, maka semakin cepat pula kita mengetahui apa kesalahan yang diperbuat, sehingga dapat cepat memperbaikinya. Memang sebagian dari kita selalu menunda-nunda dalam melangkah sehingga kadang kita tidak jadi melangkah. Kita biasanya selalu memperhitungkan dahulu sisi-sisi positif dan negatif. Ada yang bilang “Ora usah kesusu sing penting selamat”. Kalau ada suatu keputusan yang harus dibuat dengan cepat karena kondisinya menghendaki seperti itu. Lalu harus bagaimana? Kita harus bermain hitung-hitungan dulu. Nanti keburu celaka. Mario Teguh berkata “Kesempatan akan terlihat sebagai sebuah kesempatan mana kala kesempatan itu telah hilang.” Kesempatan itu tidak akan datang untuk yang kedua kali. Saya waktu TK harus berpindah-pindah TK, padahal kalau tidak pindah, saya bisa masuk ke SD lebih cepat. Sama halnya dengan waktu saya akan mendaftar haji, kalau saya bisa mendaftar lebih pagi atau bahkan saat diberi talangan, saya akan dapat kursi pada tahun 2016. Hanya terlambat 30 menit, saya mengorbankan 1 tahun. Disaat itu, saya hanya sibuk mondar-mandir tak karuan. Ada cerita juga dari seorang sahabat saya yang saat itu dia masih muda. Dia waktu lulus kuliah langsung ada pembukaan lowongan pekerjaan disebuah perusahaan terkenal dan waktu itu dia juga dipinang oleh pria tampan dan mapan yang sangat mencintainya. Saat itu kesempatan terbuka dengan lebar, pertama dia bisa bekerja diperusahaan terkenal dan ternama karena sudah ada yang mau membantu memasukkan menjadi pegawai disana dan dijamin bisa langsung diterima, dan yang kedua dia bisa segera menikah dengan pria tampan dan mapan itu dan segera mendapat keturunan. Tetapi apa yang terjadi, dia menolak semuanya dengan alasan-alasan yang itu bisa diatasi. Dia tidak mau dibantu untuk masuk menjadi pegawai diperusahaan terkenal dan ternama itu, alasannya dia akan berusaha sendiri. Dia juga menolak menikah dengan pria tampan dan mapan itu karena alasan orang tua si pria itu sombong dan galak. Dengan hasil mengikuti tes penerimaan pegawai diperusahaan terkenal dan ternama itu, dia tidak lolos seleksi. Dan tahun berikutnya, perusahaan terkenal dan ternama itu sudah menghentikan penerimaan pegawai untuk beberapa tahun mendatang. Usianya dari tahun ke tahun pasti bertambah, dia kehilangan kesempatan emas yang ada didepan mata. Penyesalan itu pasti datang diakhir jika kesempatan itu telah tiada. Tetapi istilah lebih cepat lebih baik itu harus ditempatkan pada tempat yang semestinya. Saya waktu skripsi inginnya cepat selesai sehingga cepat lulus. Berawal dari pelajaran-pelajaran saya yang dulu sehingga saya tidak akan menyesal akibat kehilangan kesempatan. Saya dapat cepat dalam mengerjakan skripsi bahkan rela tidur diatas jam 1 malam. Kadang pembimbing belum nyusuh, sudah saya kerjakan. Pernah juga dimarahi pembimbing karena nguyak-uyak. Memang stale saya orang kemrungsungan dan giduhan. Pada waktu perbaikan, data yang saya sebar keresponden terjadi kesalahan. Padahal sudah saya sebar kesejumlah 200-an responden. Saya disuruh menyebar angket ulang dengan jumlah yang sama. Waktu itu saya stres berat, saya nangis waktu solat. Alhamdulilah Allah memberi saya kemudahan dalam segala hal. Saya dalam waktu 3 hari sudah bisa menampilkan data yang baru. Pada akhirnya saya juga bisa lulus tepat sesuai target. Pelajarannya hidup ini pilihan, tergantung pada kita sendiri yang menjalani.Lebih cepat lebih baik itu sangat baik tetapi harus bisa memahami situasi yang ada.

                      

Kekuatan Doa Mengalahkan Segalanya


Kekuatan Doa Mengalahkan Segalanya
Doa adalah permohonan seorang hamba kepada Allah Penciptanya. Kita semua diwajibkan untuk senantiasa berdoa kepada Allah karena Dia-lah yang akan memenuhi semua kebutuhan kita. Kebutuhan itu tidak sama dengan keinginan, maka Allah akan memenuhi apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Dalam Q.S. Al Mu’min: 60 Allah berfirman “Dan Tuhan kalian berkata, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan. Sungguh orang-orang yang sombong tidak mau beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk ke neraka jahanam dalam keadaan terhina.” Doa kita pasti dikabulkan. Saya sewaktu masih sekolah SD mau ke SMP dan SMP mau ke SMA, saya senantisa selalu berdoa agar dapat diterima disekolah favorit yaitu SMP 1 dan SMA 1 dengan dzikir, memperbanyak membaca Al Qur’an, mendirikan solat sunah dan puasa. Alhamdulillah doa saya segera dikabulkan dalam waktu singkat. Disini berarti doanya langsung dikabulkan oleh Allah.  Waktu saya sekolah SMA mau ke perguruan tinggi, saya berdoa supaya saya bisa diterima di UGM. Ternyata saya tidak diterima di UGM walaupun sudah memperbanyak doa dan usaha. Tetapi Allah sudah menyiapkan perguruan tinggi yang terbaik untuk saya yaitu di UNY tanpa tes masuk. Dan selama kuliah di UNY saya mendapatkan indeks prestasi yang sangat memuaskan dan bisa lulus tepat empat tahun. Alhamdulillah doa saya dikabulkan juga sesuai dengan kebutuhan saya. Berarti doa saya diganti dengan yang lebih baik untuk saya jalani. Pada waktu saya berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji, saya juga senantiasa berdoa untuk bisa segera menunaikan ibadah haji selama tiga tahun saya berdoa, akhirnya Allah mengabulkan juga. Berarti doa saya dikabulkan sesuai dengan waktu dan kondisi yang tepat. Disaat saya akan mengikuti wisuda di UNY, saya menyebarkan sms kepada saudara-saudara saya dan teman-teman saya yang berisi meminta doa restu agar prosesi wisuda saya berjalan dengan lancar dan sukses. Hampir semua yang saya kirimi sms mengirim balik jawaban. Berarti kan sms saya dibaca, dalam proses membacanya itu, doa dipanjatkan. Ada suatu kejadian atas jawaban doa orang banyak itu. Pada waktu saya menerima ijasah kedepan dengan grogi, tiba-tiba saat saya berjalan menuju tempat duduk saya semula, kaki saya menyentuh kaki tiang LCD yang baru digunakan untuk merekam prosesi wisuda itu. Orang-orang disekitarnya itu sudah saling berterik dan ada yang mengulurkan tangannya untuk menangkap jika LCDnya jatuh. Apa yang terjadi? Walaupun tiang LCD bergoyang kencang, tetapi alhamdulilah LCDnya tidak jatuh. Coba kalau LCDnya sampai jatuh. Mungkin saya sudah dimarahi dan disuruh ganti sekitar lima jutaan. Itulah jawaban doa orang banyak. Lancar dan sukseskan prosesi wisudanya. Oleh karena itu, kekuatan doa itu mengalahkan segalanya baik doa secara sendiri maupun minta didoakan. Saya biasanya sering titip doa kepada para calon jamaah haji yang akan berangkat ke tanah suci. Saya tulis dengan diketik jadi memudahkan orang yang membaca. Hal itu sudah saya lakukan bertahun-tahun karena di tanah suci itu doa pasti dikabulkan tetapi ya juga tergantung orangnya yang mendoakan maupun yang didoakan. Saya pikir harus sama-sama orang suci dan baik. Doa yang terkabul adalah doa yang memohon kepada kebaikan. Doa akan terkabul jika isi doanya baik dan orang yang berdoa juga orang baik. Oleh karena itu, mari kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan cara rajin ibadah, rajin sedekah, dan rajin melakukan kebaikan baik kepada sesama maupun alam semesta yang kita tinggali ini.