Minggu, 19 Februari 2012

Setiap Perbuatan Akan Ada Balasan yang Setimpal


Setiap Perbuatan Akan Ada Balasan yang Setimpal
Kehidupan didunia ini supaya seimbang telah diatur oleh Allah dengan sempurna. Ada baik buruk, kaya miskin, pandai bodoh, yang mana saling berlawanan. Hal itu dibuat oleh Allah supaya manusia tidak merasa bosan hidup dialam dunia ini. Seperti di sinetron, kita sering menemui peran antagonis untuk membuat rasa tegang sehingga kita sebagai penonton merasa perasaan kita terhanyut oleh cerita tersebut. Dengan demikian, kita senang mengikuti alur cerita tersebut dan tidak merasa bosan. Kita hidup didunia ini bagaikan memutar roda sehingga ada kalanya kita diatas roda dengan berbagai kenikmatan yang bahagia, dan ada kalanya kita dibawah roda dengan berbagai penderitaan yang menyedihkan. Dalam kondisi apapun kita harus bisa menjalaninya. Memang setan itu tidak pernah bosan untuk menggoda kita disetiap saat. Pada waktu kita bahagia, kita kadang menjadi angkuh dan berfoya-foya karena kita merasa kitalah yang terhebat. Tetapi saat kita ada di zona penderitaan, kita senantiasa merintih bahkan sampai berniat mengakhiri kehidupan. Kalau kita telusur lebih lanjut apa yang kita perbuat itulah yang akan kita terima sesuai Q.S. Al Baqarah : 286 yang berbunyi “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakan dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya.” Didunia ini kita hidup seperti anak-anak yang sekolah dari SD sampai Perguruan Tinggi. Ada waktu untuk mengikuti pelajaran atau kuliah yang mana digunakan sebagai mempelajari ilmu dan ada waktu untuk mengikuti ujian. Ujian dilaksanakan untuk mengukur kompetensi yang dikuasai dan sebagai penentu naik tidaknya kekelas berikutnya. Kita sebagai hamba Allah didunia ini pasti ada ujian. Ujian dari Allah untuk mengukur tingkat keimanan kita kepada-Nya. Semakin tinggi tingkat keimanan kita kepada Allah, maka ujiannya semakin berat dan sulit. Ujian dari Allah bisa berupa kebahagiaan dan kesedihan. Tetapi pasti disesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing sesuai firman Allah dalam ayat diatas. Kita harus senantiasa menyiapkan diri untuk menyelesaikan ujian itu dengan cara membaca sesuai Q.S. Al Alaq. Membaca apa? Membaca apa saja, dalam artian membaca petunjuk-petunjuk Allah dari Al Qur’an, pengalaman, dan fenomena alam. Kita harus bisa mencermati kandungan yang tersirat didalamnya. Ujian manusia akan berkaitan dengan perbuatan manusia itu sendiri. Ada sebuah cerita, seorang perempuan yang hobi menjatuhkan orang lain dengan menggosip, menyolok-olok, dan berbicara kasar. Disuatu saat Allah memberikan ujian kepadanya dengan cara mengambil sebagian harta bendanya. Dilain cerita diri saya sendiri pernah diejek oleh teman saya yang lebih berkuasa tetapi saya tidak membalas karena ya kondisi saya yang lemah. Tetapi Allah-lah yang membalasnya dengan merendahkan derajat keluarganya. Ada hadist Rasulullah yang menceritakan bahwa disuatu hari Rasulullah berjalan dengan Abu Bakar. Di tengah perjalanan Abu Bakar didatangi oleh seseorang dan orang tersebut mencacimaki Abu Bakar. Tiba-tiba Malaikat turun dari langit mendekati Abu Bakar sambil berdoa. Tetapi Abu Bakar malah membalas mencacimaki orang tersebut dan sesaat kemudian Malaikat itu naik lagi ke langit dan Rasulullahpun pergi meninggalkan Abu Bakar. Lalu Abu Bakar mengejar Rasulullah dan berkata: Wahai Rasul, ada apa gerangan Engkau meninggalkanku seketika. Rasulullah berkata: Hai Abu Bakar, sewaktu kamu dicacimaki ada Malaikat yang datang menghampirimu untuk mendoakanmu dan Akupun mendoakanmu, tapi kamu malah membalas mencacimaki sehingga Malaikat itu langsung pergi dan Akupun juga pergi. Dalam hadist itu dijelaskan bahwa kalau kita dicacimaki, dihina, bahkan dijahati oleh orang lain, kita tidak boleh membalas dengan perbuatan setimpal. Kita serahkan saja balasannya kepada Allah. Rasulullah semasa berdakwah banyak dicacimaki bahkan mau dibunuh tapi apa Rasulullah tidak sekalipun membalas perbuatan-perbuatan itu. Memang sakit, hati kita sakit bahkan raga kitapun sakit. Jika kita membalas perbuatan orang yang telah menyakiti kita, hal yang terjadi adalah saling membenci dan pertengkaran. Tetapi jika yang membalas Allah, maka yang terjadi Allah meluruskan jalan orang yang telah menyakiti kita dengan cara Allah. Lama dong balasan Allah terhadap orang yang menyakiti kita sesuai firman Allah Q.S. Al Baqarah : 281 yang berbunyi “Dan takutlah pada hari ketika kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya dan mereka tidak dizalimi (dirugikan)”. Hal itu mengisyaratkan bahwa balasan Allah hanya waktu diakhirat saya. Balasan Allah akan perbuatan manusia baik berupa amalan baik maupun amalan jahat itu dibalas didunia dan akhirat sesuai firman Allah dalam Q.S. Ali Imran ayat 148 yang berbunyi “Maka Allah memberi mereka pahala didunia dan pahala yang baik diakhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” Jika perbuatan buruk atau jahat tidak dibalas, maka dunia ini akan hancur akibat perbuatan orang-orang jahat. Demikian juga perbuatan baik jika didunia ini tidak dibalas dengan pahala kebaikan, maka tidak ada motivasi untuk berbuat yang baik. Maka Allah berfirman dalam Q.S. Al Baqarah ayat 245 yang berbunyi “Barangsiapa yang meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah akan melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan rezeki dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” Oleh karena itu, mari kita sebagai hamba Allah yang masih hidup didunia ini saling menghormati dan menghargai kepada sesama. Semua manusia memiliki hati nurani yang merupakan suara Tuhan. Jika hati nurani itu kita sakiti, maka otomatis Tuhan tidak terima. Sebelum balasan buruk menimpa kita, maka mari kita cegah dengan selalu berbuat kebaikan kepada sesama hamba Allah dan menjaga alam semesta ini. Allah berfirman “Perbuatan manusia akan ada balasannya walaupun sebesar biji zarah.” Perbuatan yang baik akan dibalas dengan kebaikan dan perbuatan jahatpun akan dibalas dengan kejahatan. Tapi jangan sekali-kali kita yang membalas perbuatan jahat itu karena yang terjadi berupa kebencian bahkan sampai pertumpahan darah. Kita serahkan saja kepada Allah yang memberi petunjuk dan meluruskan jalan yang sesat. Sakit hati itu tidak akan pernah bisa hilang atau sembuh pasti ada luka yang membekas dan akan dibawa seumur hidup. Memaafkan perbuatan jahat orang lain mungkin bisa dilakukan, tapi jangan harap untuk bisa melupakan perbuatan jahatnya yang telah melukai hati. Saya mengajak kepada pribadi diri saya sendiri dan hamba Allah yang lain, mari kita meninggalkan perbuatan jahat kita yang sering menyakiti hati orang lain seperti: mengolok-olok, menghina, berbicara kasar dan lain sebagainya sampai melukai fisik orang lain. Ayo kita berlomba-lomba untuk melakukan perbuatan yang baik sehingga menimbulkan perasaan bahagia, saling mencintai dan mengasihi kepada sesama. Hidup didunia ini hanya sementara, kita semua pasti akan mengalami mati hanya tinggal menunggu antrean. Apa yang bisa kita banggakan setelah kita mati? Harta benda, cantik tampan, gagah perkasa pasti akan lenyap dalam sekejap. Amal kita yang akan kita bawa menghadap Allah. Dengan amal itu kita bisa hidup bahagia bahkan bisa hidup sengsara. Tergantung pilihan kita sendiri.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar